Sebutkan 10 Magic Of Public Speaking, yang disertai dengan contoh lengkap. (30) Sesuaikan contoh lengkap tersebut dengan tema pidato anda, perhatikan tahap demi tahap!
1. Language Proficiency berkaitan Penguasaan Bahasa, Istilah dan Referensi. Pembicara dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata, penguasaan bahasa dan istilah yang mampu menghipnotis audiens termasuk makna dan tata bahasa, serta dapat dengan mengutip referensi sesuai dengan teori yang ada.
Contoh: Dalam pidato Cinta akan Uang adalah Akar dari Segala kejahatan maka language profisiensi akan sangat berkaitan dengan pemilihan kata. Kita harus melihat audiens yang kita hadapi. Jika yang kita hadapi adalah orang awam dengan demografi dan latar belakang yang beragam, maka bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang mudah di mengerti secara luas.
Tema ini merupakan tema yang sering diangkat dalam khotbah atau topik diskusi dalam forum Kristiani. Nah, kalau pembicara berbicara di forum seperti ini, pembicara bisa memasukkan verse atau ayat dari Bible seperti Ibr 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”. Kemudian, jika yang dihadapi mayoritas adalah muslim, maka pembicara bisa memasukkan kutipan Hadist seperti: “Dinar dan Dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, begitu juga kalian nanti.” (Al-Kafi, jil. 2, hal. 316 hadis 6). Referensi yang semacam ini akan sangat memperkuat pendapat pembicara khususnya jika pembicara berbicara dihadapan audiens yang menganut ajaran agama. Tapi kalau audiensnya atheis, maka referensinya harus berbeda lagi.
2. Say it Right, kemampuan spelling atau kemampuan mengucapkan kata dengan pengejaan yang benar. Seorang pembicara harus mampu mengucapkan setiap kata dan istilah dengan benar dan jelas. Kesalahan dalam melafalkan kata atau istilah bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Contoh: Jika pidato menggunakan bahasa Indonesia, maka gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika menggunakan bahasa Inggris maka perhatikan tata bahasa, spelling dan pronounciationnya.
Dalam berbahasa Indonesia, yang meskipun sudah kita gunakan sedari kecil, masih sering terjadi salah penggunaan. (Penyelewengan kata). Sebagai contoh: Acuh, menurut KBBI, berarti peduli. Tapi kebanyakan mengartikannya sebagai tidak peduli. Atau kata seronok yang identik dengan kesan seksi dan tidak pantas, padahal menurut KBBI, seronok berarti sesuatu yang menyenangkan hati dan sedap di lihat.
3. Charismatic Speaker, seorang pembicara harus memiliki kharisma. Seorang pembicara harus menguasai panggung, tampil prima dan menguasai topik yang ia bawakan. Setiap pesan yang disampaikan oleh pembicara harus mampu menarik minat dan atensi khalayak yang dihadapinya.
Contoh: Dalam berpidato seorang pembicara tidak boleh bicara dengan terbata-bata yang mengindikasikan bahwa ia tidak menguasai bahan pidatonya. Sebagai contoh, ketika pembicara berkata “Jika anda kaya jadilah orang kaya yang bijak. Jika anda belum diberikan berkat kekayaan, jadilah orang sederhana yang bermartabat. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar” Pembicara harus mengatakannya dengan tegas tanpa keraguan dan didukung dengan intonasi yang meyakinkan. Jika pembicara gagal melakukan hal itu, maka audiens tidak akan termotivasi untuk mengubah cara pandangnya.
4. Body Language, Seorang pembicara harus menjaga bahasa tubuh dan gerak-geriknya diatas panggung. Seorang pembicara yang handal tentunya akan bersikap luwes (fleksibel) karena dapat menguasai panggung. Selain itu pembicara juga ditekankan untuk bersikap santun dan bersahabat saat berada diatas panggung.
Contoh: Ketika berada diatas panggung, pembicara tentunya tidak pantas bila berbicara sambil garuk-garuk kepala atau bagian tubuh lainnya, berkacak pinggang. Atau pembicara hanya akan berdiri ditengah-tengah panggung, menunduk dan memegang mikrofonnyanya erat-erat tanpa membuat interaksi dengan khalayaknya. Ketika berbicara tentang uang, pembicara jangan sampai kehilangan wibawanya. Jangan sampai pembicara terlihat seperti orang yang sedang membutuhkan uang. Ia harus bicara dengan penuh keyakinan dan semangat.
5. Confident and Nervous, Rasa percaya diri adalah modal yang harus dimiliki oleh speaker, dan seorang pembicara yang handal akan mampu mengatasi kegugupannya. Memiliki kepercaya diri adalah salah satu kunci sukses bagi pembicara. Seorang pembicara harus mengendalikan rasa gugup (nervous) dan terus memupuk kepercayaan dirinya untuk bisa tampil didepan khalayak dengan mantap.
Contoh: Penting bagi pembicara untuk menjadi dirinya sendiri tentunya dalam ukuran-ukuran yang pantas saat berada diatas panggung sehingga ia terlihat nyaman berada dipanggung dan menghilangkan kegelisahan karena gugup. Selain itu latihan dan terus menambah jam terbang juga merupakan cara untuk menghindara rasa gugup sebelum manggung dan meningkatkan kepercayaan diri.
6. Show Case, atau menampilkan kasus. Dengan mengungkapkan kasus atau contoh nyata terkait tema yang diangkat pembicara, isi paparan seorang pembicara menjadi lebih masuk akal.
Contoh: Ketika berbicara tentang bagaimana uang bisa menghancurkan kehidupan manusia, pembicara bisa menampilkan kasus mengenai banyaknya keluarga yang berantakan, persahabatan yang hancur hanya karena ketamakan dan cinta akan uang. Tentang bagaimana manusia menjadikan uang sebagai orientasi dan tujuan hidup sehingga menghalalkan segala cara dan bagaimana uang bisa merusak moral manusia. Salah satu contoh nyata yang terlihat baru-baru ini adalah maraknya prostitusi Artis yang konon dapat meraup untung hingga milyaran rupiah. Si artis bersedia melakukan hal yang tidak bermoral untuk mendapatkan uang, dan para pejabat dan orang-orang kaya dengan tidak bertanggung jawab dan arogannya menggunakan uang yang mereka miliki untuk mendapatkan kenikmatan duniawi yang sifatnya hanya sekejap.
7. Consideration of alternative Solutions, Berikan pertimbangan berdasarkan sejumlah pendapat yang mendekati alternatif jawaban pada ‘case’ yang sesuai topik dan tema pembicaraan.
Contoh: Pembicara harus memberikan solusi-solusi yang bisa menjadi pertimbangan agar uang tak lagi menjadi tuan atas kehidupan mereka. Seperti:
“Jangan lebih besar pasak dari pada tiang. Dan jika tiang anda lebih besar dari pasak atau uang anda lebih banyak dari yang anda butuhkan, maka anda harus bisa mengalokasikanya pada hal-hal yang positif. Jika peneluaran yang besar tidak bisa dihindarkan lagi, maka anda harus berusaha untuk menutup kekurangannya dengan cara-cara yang mulia.
Kalau uang berfungsi dengan cara yang baik dalam hidup kita, kita akan berhenti berpikir tentang diri sendiri terus. Kita tidak akan hanya memuaskan kepentingan diri sendiri saja, tapi melalui uang tersebut kita dapat memberikan warisan, investasi untuk memberkati atau menolong orang lain yang akan mengubah kehidupan mereka”
8. Sleigh Audience in your opinion, Giring audiens pada opini anda dengan yang menjadi jawaban atas kasus yang tengah dibicarakan, buat khalayak setuju bahwa opini anda adalah solusi yang tepat bagi permasalahan yang tengah dibicarakan. Pembicara yang handal adalah pembicara yang mampu mempengaruhi dan menggiring opini audiensnya.
Contoh: Pembicara harus menggiring logika audiens untuk setuju bahwa uang bukanlah segalanya. Bahwa ada hal-hal yang sejatinya tak bisa dibeli dengan uang.
“Saya bukan mau mengajarkan anda-anda untuk membenci uang atau mencegah anda untuk menjadi kaya. Tuhan pun tak melarang anda jadi kaya, namun tentunya Tuhan tidak menghendaki umatNya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan.
Perlu diingat segala sesuatu ada porsinya. Ingat, air dalam jumlah yang tepat sangat bermanfaat, tapi air yang banyak sekali jumlahnya membuat banyak orang menderita. Api yang kecil memberikan kebaikan, tapi dalam jumlah yang tak terkendali, ia membinasakan.
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada para manula, kebanyakan penyesalan mereka adalah mereka telah menyia-nyiakan waktu yang berharga hanya untuk uang yang tak mereka nikmati sepenuhnya. Upaya-upaya mereka mengejar uang membuat mereka mengabaikan hal yang lebih penting dalam kehidupan. Yaitu keluarga dan sahabat.
Silahkan anda mencari uang sebanyak-banyaknya, namun pastikan bahwa prioritas anda telah terurut dengan benar. Apa gunanya jadi kaya raya tapi keluarga berantakan, apa gunaanya banyak uang, tapi anda sakit-sakitan, lalu mati di kubur, memangnya anda bawa uang anda ke liang lahat?
Coba pikirkan ketika anda sekarat nanti, anda ingin ditemani oleh lembaran-lembaran uang, selusin sertifikat rumah, piala penghargaan dan perhiasan mahal, atau anda ingin ditemani oleh mereka yang menyayangi anda?”
9. Draw great conclusions, tariklah kesimpulan dengan hebat dan giring semua audiens masuk dalam kesimpulan anda. Jangan sampai apa-apa yang sudah pembicara sampaikan menguap begitu saja. Berikan kesimpulan yang kuat agar sasaran dalam pembicaraan anda bisa diterima secara sempurna oleh audiens
Contoh:
Kesimpulan dalam pidato cinta uang adalah aka dari segala kejahatan:
“Uang bukanlah segalanya. Uang tidak untuk diburu, uang itu akan mengikuti kualitas, ketekunan, keuletan, kegigihan kita dalam mengikuti proses kehidupan.
Kita lah yang harus menjadi tuan atas uang kita, kitalah yang harus mengatur dan mengelolanya. Jangan menjadi hamba uang.
With money:
you can buy a house, but not a home
You can buy a bed but not sleep
You can get a position but not respect
You can buy a watch, but not time
You can buy a book, but not knowledge.
You can buy blood, but not life.”
Jika anda kaya jadilah orang kaya yang bijak. Jika anda belum diberikan berkat kekayaan, jadilah orang sederhana yang bermartabat. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
10. Show Empathy at the End of Speech, Tutup pembicaraan dengan penuh empati kepada audiens anda. Tujuan dari Show Empathy at the End Speech adalah untuk mendorong pendengar agar mengambil tindakan nyata.
Contoh:
Jika anda kaya jadilah orang kaya yang bijak. Jika anda belum diberikan berkat kekayaan, jadilah orang sederhana yang bermartabat. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Saya berdoa agar saudara sekalian dipenuhi oleh hikmat dari yang maha Agun sehingga saudara sekalian akan mampu memandang berkat dariNya sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan dalam hidup. Bukan sebagai alat pemuas keinginan diri dan keegoisan. Terima Kasih.